Prolog
Kita tidak akan
tahu apa yang akan menunggu kita di masa depan.
Apakah akan ada
kebahagiaan yang akan menyambut diri kita dengan senyum yang menghangatkan
hati?...
Ataukah kepedihan
dan jalan yang penuh dengan rintangan yang tiada akhirnya?..
Tidak ada yang
tahu. Namun, satu hal yang kita harus ketahui, dunia ini berjalan dengan irama
nafas kita ini. dimana kita melakukan sesuatu, di situ pula setiap detik masa
depan kita akan selalu berubah.
Pernah ada seorang
ilmuan dari masa lalu yang tidak dapat di tentukan. Ia menemukan sebuah mesin
waktu yang bisa memindahkan diri nya ke masa yang ia inginkan.
Apa yang
terjadi?...
Dia tersesat dalam
ruang waktu yang tiada batas.
Dalam sebuah
hitungan, perhitungan ruang dan waktu di lambangkan dengan lambang tidak terhingga
atau 0.
Tidak ada yang tau
bagaimana kita akan mendarat di masa yang kita tuju. Dunia ini tidak ada yang
berdiam diri, mereka semua bergerak dengan kapasitas kecepatan yang tidak bisa
di jangkau oleh cahaya.
Seperti sebuah
black hole. Namun, lebih cepat dan lebih mematikan.
Sudah banyak
sekali manusia yang ingin pergi ke waktu yang mereka inginkan, seperti “ aku
ingin kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa lalu ku” atau “ aku ingin ke
masa depan dan melihat diri ku sukses”. Dan masih banyak lagi alasan dari
berbagai macam orang yang ingin pergi melompati waktu.
Memang, perjalanan
waktu akan membuat orang bahagia. Namun, itu hanyalah kebahagiaan sementara.
Tidak ada yang pasti dengan waktu. Tidak akan ada yang bisa di selesaikan.
Sementara, seorang
yang kini berhasil mengalami semua itu, sedang melakukan perjalanan di ruang
dan waktu yang tiada akhirnya. Ia sudah melakukan itu dengan waktu yang cukup
lama. Tidak ada yang tahu apa yang ia lakukan dan apa yang akan ia sedang
lakukan.
Sebuah perjalanan
yang tiada akhir, ia sudah mengalami banyak sekali emosi dan tekanan mental
yang ia sendiri sudah tidak bisa memahami jati diri nya sendiri. Akan tetapi,
semua itu tidak pernah sedikitpun membuat ia berhenti berjalan dari tujuannya
yang dia ingin capai.
“ Hei, bukankah
kau sedikit pendiam akhir-akhir ini?...” ucap seorang suara dari arah yang
tidak dapat di pastikan.
Mata pria itu
hanya terlihat lurus ke depan. Dengan jubah bewarna perak dan mulai menguning
akibat tumpukan debu yang sudah terkumpul sangat lama.
Ia berjalan di
bantu dengan sebuah tongkat yang ia temukan secara tidak sengaja di masa lalu.
Kini hubungan dia dengan tongkat ini sudah seperti teman yang tidak bisa di
pisahkan. Pria itu akan merasa kesepian jika ia tidak memegang tongkat itu dalam
waktu lama.
“ Hei!! Dengarkan
aku!” suara itu tiba-tiba berteriak
Dalam mata nya
yang kini kosong. Ia melihat sebuah cahaya merah yang kini mulai membentuk
sebuah wujud transparan.
Sebuah gadis cantik dengan kuping runcing yang merupakan ciri mendasar kalau dia bukanlah ras dari manusia. Ia memiliki rambut merah menyala seperti api yang sedang berkobar. Mata nya bewarna biru bagai langit biru yang sangat megah.